Baik secara fisik maupun nonfisik, Masjid Agung Tegal memang memiliki peran strategis bagi kawasan sekitarnya. Menurut Walikota Tegal Hj. Siti Masi tha Soeparno, pada saat penyerahan SP2D Rehab Masjid Agung beberapa waktu lalu mengharapkan agar Masjid Agung Kota Tegal setelah direhab akan dapat menjadi icon kota Tegal. Dapat menjadi kebanggaan warga masyarakat Kota Tegal.
Harapan besar walikota Tegal ini tentunya beralasan karena keberadaan Masjid Agung Tegal sebagai pembentuk ruang kota. Karena, keberadaan Masjid Agung Tegal selain akan memberi penunjuk arah bagi orientasi kawasan, juga akan mampu memberi warna tersendiri bagi pembentukan ruang-ruang kota.
Apalagi dalam setting masjid yang unik di tengah-tengah kota. Dengan arah or ientas inya yang khas (kiblat), maka bentuk – bentuk ruang kota yang tercipta pun akan menjadi khas karena keberadaannya. Sehingga, sebagai pembentuk ruang kota, Masjid Agung Kota Tegal di masa depan diharapkan bisa menjadi “sentral” bagi kawasan sekitarnya.
Keberadaan masjid yang berada di tengah-tengah kawasan komersial, karena berada diantara Pasar Esuk, Perbankan, pertokoan dan kantor pemerintahan, Masjid Agung memberikan ciri dan simbol religiusitas secara fisik dengan tidak melupakan aspek ekonomi warganya.
Menurut Nuril Anwar, SH, MH, kepala Kantor Kemenag Kota Tegal mengatakan bahwa rehab Masjid Agung Kota Tegal ini akan menjadi simbol Kota Tegal dan menjadi penanda perhatian walikota Tegal Hj. Siti Masitha Soeparno terhadap kehidupan keagamaan di kota Tegal.
Melalui ekspresi religiusitas yang kuat dari masjid agung ini akan mampu memberi legitimasi tersebut dan meningkatkan syiar islam di kota Tegal. Memang simbol saja tidak cukup, juga harus diikuti dengan esensi, aktifitas, manajemen pengelolaan, pelayanan Masjid Agung, tegasnya saat wawancara bersama Warta Bahari di ruang kerjanya.
Sumber: WARTA BAHARI Edisi Khusus Hari Jadi ke-435 Kota Tegal